Sekarang ini, semua sudah terhubung
dengan internet. Di banyak hal memang benar-benar membantu kita di
kehidupan, terutama cara berkomunikasi dan berinteraksi. Tidak hanya
berinteraksi dengan sesama manusia, tapi juga berinteraksi dengan
non-human, mesin, atau sebuah sistem.
Hampir semua orang yang saya kenal sekarang mempunyai sebuah identity di dunia maya, entah web page, blog maupun social networking profile.
Bahkan juga saya banyak kenal orang dari internet, tahu kegiatan
orang-orang tersebut dari hasil sharingnya di dunia maya. Batas-batas
privasi telah diperlebar dan definisinya diubah. Masing-masing mempunyai
pemahamannya sendiri yang mungkin bagus ataupun malah merugikan.
Kita jadi
berinteraksi dengan banyak orang dalam waktu yang lebih singkat dan
paralel. Informasi masuk ke diri kita dengan sangat cepat dan dalam
pecahan yang kecil-kecil. Otak kita jadi terlatih untuk menerima arus
informasi dalam jumlah banyak secara bersamaan. Contoh nyatanya adalah
Twitter.
Seperti inilah komunikasi jaman sekarang.
Kita harus pintar-pintar memilih pecahan informasi kecil mana yang
penting untuk disimpan dalam memori kita. Atau hal-hal apa yang
sebenarnya tidak ada kepentingannya dengan kita tapi menguras energi
dan waktu kita.
Kenyataan yang Maya
Apakah kamu familiar dengan skenario ini?
Bangun tidur ngecek timeline Twitter. Sambil nunggu sarapan beres, check email. Terus ngeliat foto-foto weekend unggahan temen kamu. Lalu twitteran lagi sambil sarapan.
Lalu begitu sampai di kantor langsung check-in Foursquare
supaya title mayor enggak keambil oleh orang lain. Dan begitu
seterusnya, orang lebih banyak menghabiskan waktu dengan menatap
smartphone-nya dibanding dengan bertatap dengan orang lain secara
langsung.
Ya memang dalam pekerjaan sehari-hari kita bertemu dengan real-people dan juga menghadapi real-problem.
Tapi terkadang dunia maya di gadget kecil kita itu lebih menarik dari
pada dunia nyata yang kita hadapi secara langsung. Alhasil orang lebih
banyak lari ke dunia kecil yang indah untuk mengekspresikan atau bahkan
menjadi seseorang yang tidak mungkin dia lakukan di dunia nyata.
Karena kesehariannya sudah berjalan
rutin seperti itu lama-kelamaan orang menjadi terbiasa dan nyaman. Atau
mungkin kata yang lebih tepatnya: ketergantungan.
Hari Kematian Internet Tiba
Apa yang harus kita persiapkan pada saat
hari kematian Internet tiba? Setelah selama beberapa tahun belakangan
ini kehidupan kita dimanjakan oleh kecanggihan dan kemudahan oleh
teknologi, apa saja yang telah direnggut oleh internet dari kehidupan
kita? Hal nyata apa yang telah hilang dan digantikan oleh kode-kode
digital?
Secara tidak sadar dan pelan orang telah
mengganti cara hidupnya selama 10 tahun belakangan ini. Contoh paling
simplenya adalah menulis. Berapa banyak dari kita orang dewasa yang
sudah merasa kaku untuk menulis tangan karena selama ini tidak pernah
menulis di atas kertas lagi. Surat menyurat melalui email, berhitung
menggunakan kalkulator, berbicara menggunakan instant messenger
service, dsbnya. Peran mulut untuk berbicara telah tergantikan oleh 10
jari yang menari di atas keyboard, dan banyak hal lainnya.
Apa yang bisa dilakukan untuk kembali hidup seperti masa lalu lagi secara analog?
Ini adalah sila pertama dalam peraturan
dasar hidup analog. Tidak menggunakan layanan Google sama sekali, mulai
dari search engine, email, map, earth, picture, dan semuanya yang
Google sediakan.
Untuk mencari tau mengenai suatu hal
kita gak bisa menggunakan search engine. Kamu harus mulai mencoba
mencari suatu hal dengan usaha kamu sendiri, dan dengan bertanya ke
manusia lain secara real. Yang ditantang disini adalah
kemampuan kamu dalam bersosialisasi dengan orang baru secara nyata
untuk mendapatkan informasi. Bisa juga dengan mendatangi perpustakaan
dan mencari pecahan informasi dalam deretan buku-buku yang ada disana.
Kalau selama ini kita terbiasa tinggal
memasukan nama tempat atau jalan untuk melihat peta, maka pada hari
kematian internet kita harus kembali menggunakan peta biasa. Harus bisa
mencari lokasi peta dan menelusuri jalan yang tersebar pada ratusan
lembar halaman.
Keluar dari semua social networking platform.
Hapus semua account Twitter, Facebook, MySpace, FourSquare, Koprol,
dan lainnya. Mulai coba hidup dengan tenang tanpa tahu teman kamu hari
ini ngeluh apa dalam perjalanan pulang kantor yang macet. Kamu juga
enggak perlu tahu teman kamu sarapan apa pada pagi harinya, dan
informasi-informasi lain yang sebenarnya tidak kamu butuhkan. Kamu pasti
akan lebih fokus dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari yang utama
tanpa distraction tersebut.
Untuk menghubungi seseorang akan butuh usaha lebih dari sekedar PING!! dan mention. Manusia akan kembali berbicara menggunakan mulut dan suaranya, tidak lagi dengan text dan jarinya.
Kalau udah berpergian rasanya seperti
lepas dari manapun. Perjalanan dari rumah menuju tempat nongkrong
rasanya kaya jalan sendirian di terowongan sunyi yang dindingnya rapat
semua. Baru bisa dihubungi apabila sudah stay di sebuah tempat. Mau
kabur sejenak untuk mewujudkan me time rasanya gampang banget.
Sign out dari e-mail.
Bikin PO Box atau alamat rumah saja
untuk urusan surat menyurat. Dan supaya gak numpuk sampah, bikin satu
lagi PO Box khusus brosur-brosur iklan atau promosi yang gak penting
untuk supaya langsung dibuang ke sampah. Prinsipnya semacam bikin
account/folder khusus spam di email kamu supaya langsung di trash.
Siapkan folder untuk menyimpan kertas-kertas dan dokumen yang dikirim
ke rumah kamu.
Album foto.
Buat kita yang hobi foto mungkin upload
ke Facebook adalah hal yang paling mudah dan nyaman. Semua foto bisa
kita upload sebanyak apapun tanpa mengeluarkan biaya lagi. Apabila
internet sudah mati, maka untuk masalah foto ini akan kembali menjadi
hal yang mahal dan butuh banyak biaya, untuk cetak dan untuk
menyimpannya dengan baik di dalam album foto. Foto akan menjadi barang
yang value-nya lebih spesial dan pribadi karena tidak akan mudah lagi untuk diperbanyak seperti halnya foto digital.
No copy-paste ucapan.
Persetan dengan sms-sms copy paste yang
membuat handphone kamu lemot pada hari raya. Kartu-kartu ucapan yang
sifatnya pribadi dan intim dengan tulisan tangan yang sangat personal.
Membuat kamu merasa lebih dihargai dan hari raya menjadi lebih berarti.
Well, kalau dilihat-lihat, sebenarnya
hari kematian internet bukan berarti kiamat. Kita mungkin akan merasa
kesusahan karena internet sudah membuat kita mudah dalam banyak hal,
tapi di lain sisi juga, nilai-nilai kehidupan akan menjadi lebih nyata
dan lebih mendalam bagi banyak orang.
Semoga kita semua sudah siap apabila hari itu datang…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar